Sabtu, 28 September 2013

Aku

Cepatnya pikiran mendekati kecepatan cahaya, rusuhnya emosi ibarat angin puting beliung, hati layaknya bara api. jiwa seakan gelap bak malam tanpa rembulan dan taburan bintang. dan sang diri ibarat cermin yang tertutup debu tebal, ibarat matahari yang diselimuti awan badai. meditasi dan seorang guru adalah seperti hujan di tengah gurun pasir, seperti tongkat bagi seorang yang buta. bagai rembulan di pekatnya malam, Dia yang memasang tali kekang pada pikiran, Ia yang damaikan emosi seperti kasih seorang ibu, dia yang membasuh hati dengan sejuknya embun pagi. Ia yang menyalakan lentera kebijaksanaan di tengah kegelapan. Dia yang menghapus debu debu  ego dengan kesadaran dan menghalau badai sehingga mentari tersenyum kembali, sampai Aku bisa melihat diriku tersenyum memenuhi alam semesta, Aku tersenyum di setiap wajah manusia, di setiap wujud binatang, disetiap bentuk tumbuhan, Aku melihat batu yang berserakan, sampah yang tergeletak, rumput yang menjadi kering, seperti melihat diriku, Aku tersenyum ketika hanya Aku tidak ada yang lain.

Ego

pada jaman dahulu seorang meminta minta untuk mengikis ego
tapi jaman sekarang seseorang meminta karena bertumpuknya ego

ego adalah dalang dari semua pikiran buruk

ego adalah debu yang menutupi cermin kesadaran