Jumat, 30 Agustus 2013

cahaya

aku melihat cahaya, ketika mataku melihat kedalam matamu., cahaya yng lebih indah dari mentari pagi, cahaya yang tak jua beranjak hingga kini., melihatmu rembulan enggan mengunjungi malam, karna kini malam lebih indah di hiasi cahaya indahmu
kerling matamu lebih indah dari jutaan kerling bintang di langit. cahaya,,kau cahaya yang menjadikan embun lebih sejuk, cahaya dari setiap senyum manismu bawakan sejuta sajak indah di hati setiap isan
cahaya dari binar bola matamu ,merayu birunya langit lebih indah dari taman di surga,.cahaya...dan kau bagaikancinta dan asmara yang kurajut jadi satu dalam cantiknya sekuntum mawar du ujung pagi.

Senin, 19 Agustus 2013

Pena Sang Pujangga

Aku untai kata -  kata ini, dari sebuah kekaguman hati, akan betapa cantik dan manisnya sebuah senyuman di wajah yang begitu indah. Aku lupa betapa indahnya pelangi kala tangisan langit biru mereda, aku tak ingat betapa mempesonanya senyum mentari kala terbit dari kerling sang fajar pagi, hanya karena mata ini terpaku pada seraut wajah yang seakan menghipnotisku dan buatku tanpa sadar ukir begitu banyak senyum di bibirku yang tak sanggup berucap. Jika kiranya Tuhan adalah seniman maka aku yakin wajahmu, senyummu, keelokanmu adalah mahakarya_Nya yang begitu indah. Aku bingung bagaimana kau begitu cantik hingga rembulan enggan bersinar di hadapanmu, gemerlap sang bintang berebut menatap wajahmu hingga lupa akan pekatnya malam yang semakin hitam. dan kiranya malam yang yang sepi semakin sunyi karna merindu.adakah kau terlahir dari peraduan teratai yang begitu lembut dari kolam surgawi para bidadari. kata kata ini yang coba kurangkai dari decak kagum yang menggema di setiap mili dinding hatiku , yang mungkin masih tercecer tak jua mampu wakili betapa indahnya dirimu. sang pujangga tak boleh melihatmu, jika tidak dia akan mulai memaksa beningnnya embun pagi untuk merayumu, terpaksa rumputpun akan di titipi syair cinta untukmu..mungkin akan di rajut untaian sutra asmara dari penanya yang menari setiap kali wajahmu terlihat, maka langit biru akan menjadi kertas sang pujangga meski tak cukup untuk menulis sayair rindu untukmu. hingga meraka para pujangga akan membakar syair mereka mungkin juga awan yang berarak itu, hanya karna tak juga cukup melukismu dengan sejuta istana keindahanmu. kau bak bidadari yang hinggap di peraduan hati di ujung fajar pagi yang kini akan abadi di setiap pena yang menari dari para budak keindahan di akhir pagi.

Sabtu, 10 Agustus 2013

terbayang

damai nian wajah itu, lembut nan indah pula senyummu
bagai segumpal awan lembut di ujung indahnya cakrawala
matamu bening membelai setiap angan
adakah dikau bidadari yang h inggap di ranting bumi
adakah kiranya kau pelukis sejuta mutiara hati
yang kini terbayang dalam bayangan biru
sejuk ketika wajahmu tertatap kalbu
lukisan bibirmu yang ranum bak pelangi di pagi yang indah
rambutmu bak untaian sutra surgawi yang penuh pesona
bagaimana bumi menjadi begitu beruntung akan hadirnya dirimu yang cantik nan ayu
bagimana mentari tak menjadi bosan bersinar hanya untuk dapat melihat betapa lembut senyummu.

jika batupun jatuh cinta

aku taklah pandai merajut kata
tapi jika batu punya hati
maka iapun akan bercinta
jatuh cinta
ia akan mulai bercerita pada malam yang sepi
tentag apa itu cinta
tentang betapa ranumnya bahagia
betapa dinginnya rindu yang membara
betapa merdunya syair asmara
dan malam hanya mampu bercerita
tentang derita
tentang cinta yang tak hanya senyum dan pesona
tapi juga duka dan luka
tentang cinta yang terkadang kehilangan kata
ketika batu punya hati
iapun akan mengerti
kenapa aku terkadang tersenyum pada mentari
kadang juga meratapi pagi