Om Svargantu, Moksantu, Sunyantu,
Murcantu
“Om Ksama Sampurnaya Nama Swaha”
Artinya :
ya Tuhan yang maha kuasa, semogalah
arwah yang meninggal. mendapat surga, manunggal dengan_Mu, mencapai keheningan
tanpa derita.
Ya Tuhan, ampunilah segala dosanya,
semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta
pengampunan_Mu.
Tahu kan mantra di atas? ya mantra
ini adalah mantra untuk orang yang meninggal, setiap mendengar atau melayat
untuk seseorang yang meninggal, maka sebaiknya mengucapkan mantra ini. ada
begitu banyak pengalaman yang saya alami dengan yang namanya kematian, tapi
bukan saya sendiri yang mati_. sampai saya mendapat inspirasi untuk menulis
tulisan ini. kematian adalah sebuah kenyataan yang ternyata sangat di takuti, bahkan mungkin
lebih di takuti dari pada Tuhan (meski Tuhan itu tak perlu di takuti), saya
pernah bergurau dengan teman-teman ketika sedang berkumpul, ketika seseorang
teman yang bercerita tentang mimpinya, dimana dia bermimpi dia mati, dia bercerita dengan penuh
ekspresi yang memperlihatkan betapa
takutnya dia dengan kematian. kemudia saya mulai bergurau. “ kamu takut mati
ya? knapa juga takut mati? kayak pernah mati aja? kayak pernah tau aja mati itu
seperti apa?” teman-teman saya langsung merungut dan berkerut dahi, dan saya
hanya tertawa saja.
ketika mendengar seseorang yang
meninggal, kita wajib mendoakannya paling tidak kita mengucapkan mantra di
atas, hari ini kita mengucapkan mantra itu untuk seseorang dan mendoakannya,
maka suatu hari nanti orang lain akan melakukannya untuk kita. inilah
pembelajarannya, dan para yogi selalu memakai abu di tubuh mereka untuk selalu
mengingatkan mereka bahwa suatu saat nanti mereka akan menjadi abu, sama
seperti yang lain, sehingga mereka memahami dan menyadari semua di alam raya
ini adalah sama, tak ada gunanya ego, ego hanya menjadikan kita semakin dalam
tenggelam dalam maya. tak ada yang perlu di banggakan dan di sombong-sombongkan
di dunia, karena pada kenyataan dunia ini juga akan berakhir suatu saat, semua
hanya mimpi semata. lalu apa yang hendak di sombongkan, apa yang mau di
banggakan, jika demikian kenapa tidak mulai mengembangkan sikap lebih
mengahargai dan menghormati segala
sesuatunya tanpa kecuali terutama sesama manusia. dalam kitab suci Bhagavad
Gita di jelaskan bahwa semua yang lahir pasti akan mati. lalu kenapa harus
takut mati, mati hanya seperti mengganti pakean lama dengan yang baru. mati
adalah sebuah kebahagiaan yang kualitasnya lebih dari kebahagiaan pada umumnya
yang di kenal manusia. kematian bukan untuk di takuti, tapi untuk di pahami,
demi kualitas hidup yang lebih baik, baik untuk pikiran dan sisi spiritual.
dalam Brahma widia di jelaskan,
bagaimana dan apa yang di sebut mati. jadi begini, tubuh manusia itu terdiri
dari 7 (tujuh) lapisan yang di sebut dengan sapta sarira, lapisan pertama
adalah stula sarira atau badan kasar dan yang kedua adalah maya sarira atau
badan maya atau badan pikiran kasar. di antara kedua lapisan badan ini terdapat
benang penghubung yang berwarna merah yang di sebut benang suratman/sutratman.
benang inilah yang masih menjalin kedua lapisan badan ini sehingga seorang
manusia masih bisa di katakan hidup. Mati adalah ketika benang penghubung kedua
lapisan badan ini terputus. sehingga seluruh lapisan badan yaitu sapta sarira
tersebut akan kembali pada sumbernya masing-masing. badan kasar kembali pada
panca mahabhuta begitu juga dengan yang lainnya.
ini dia sapta sarira menurut brahma
vidya:
1. sthula sarira, badan kasar, tubuh.
2. maya sarira, sama dengan badan halus,
badan ini dapat pergi jauh menembus ruang dan waktu bersama dengan manas,
dengan tetap berhubungan dengan badan kasar melalui benang sutratman sebagai
penghubung. lapisan ini kan tetap eksis di dekat maya sarira ketika seseorang
telah meninggal, sebelum badan kasar itu benar benar lebur bersatu dengan panca
maha butha. dan ini lah yang sering di sebut hantu kuburan, atau yang dalam
budaya indonesia sering disebut dengan pocong, kuntilanak, setan, dan
semacamnya. jadi semua hantu yang sering di takuti hanya bersifat bayangan dari
badan kasar yang sudah mati, ketika badan kasar telah lebur menjadi satu dengan
unsur-unsur dasarnya maka dengan sendirinya maya sarira ini akan lenyap. inilah
yang menjadi alasan dalam tradisi hindu ketika seseorang meninggal, mayatnya
dikremasi sehingga lebih cepat bdan kasar kembali ke unsur dasarnya, sehingga
maya sarira lebih cepat kembali ke unsurnya pula. dengan mengetahui ini maka
sudah seharusnya seseorang tidak perlu takut lagi terhadap kehadiran maya
sarira.
3. prana sarira. sama dengan nafas,
nafas yang lebih halus, tenaga hidup setiap mahluk hidup. bagi seorang tantrik
akan menggunakan tenaga ini atau lapisan badan ini untuk membakitkan kekuatan
yang tertidur atau sering di sebut dengan kundalini. bahkan seorang yogi dengan
memanfaatkan energi prana mampu untuk tidak makan seumur hidup di mulai dari
waktu dia memanfaatkan energi ini.
4. manas sarira, merupakan kedudukan
segala keinginan dan nafsu. jika seseorang marah atau bahagia atau yang
lainnya, maka disinilah pusatnya. ketika panca indra mengalami kontak atau
interaksi dengan objek luar maka reaksi yang akan timbul, apakah itu, sakit
hati, marah, sabar, sedih dan lain sebagainya, di putuskan disini sebelum
akhirnya dsalurkan keluar, dalam bentuk ekspresi. lapisan ini mampu menjelajah
keluar menembus ruang dan waktu pada saat seseorang tertidur atau dalam keadaan
tidak sadar lainnya. sehingga seseorang terkadang merasa pernah merasakan atau
mengalami suatu kejadian sebelumnya (de javu). para yogi yang hebat menggunakan
lapisan badan ini dan lapisan maya sarira untuk sengaja menjelah ruang dan
waktu atau ke alam lain dengan penuh kesadaran.
5. karana sarira,ini adalah lapisan
dimana seseorang terikat dengan Hukum karma, pada lapisan ini dualitas benar benar eksis. lapisan ini
merupakan benih dari perjalanan hidup seseorang selanjutnya, pada lapisan
inilah yang namanya karma wasana eksis. surga dan neraka juga eksis dalam alam
ini.
6. Budhi sarira, ini adalah apa yang
sering di sebut hati nurani, yang tak pernah salah, dimana lapisan ini
mengidentifikasi baik dan buruk. dan segala kebijaksanaan.
7. antah karana sarira, ini adalah lapisan Tuhan,
pusat hidup dari seluruh sarira yang ada.
dengan mengetahui ini tentu tidak ada
lagi ketakutan dengan kematian, kematian tidak menjadikan ada yang hilang,
semua yang ada tidak pernah akan tidak ada dan yang tidak ada tidak pernah akan
ada. kematian hanyalah perubahan bentuk dan proses kembali kebentuk semula.
ketika mati, maka badan kasar akan terurai kembali pada unsur dasar yang
membentuknya yaitu panca mahabhuta, nafas kembali ke angin atau udara, daging
kembali ke tanah, tulang kembali ke batu, darah dan semua bentuk cairan tubuh
kembali ke air, dan begitu juga dengan yang lainnya, kembali ke wujud semula.
mati berarti melepaskan badan yang sudah usang untuk menggunakan kembali badan
yang baru. dengan begitu lantas apa lagi yang ditakuti atas kematian.?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar