Pernah
dengar kata De Javu? De Javu adalah sebuah judul film yang di perankan oleh
Danzel Washington (Danzel Jermaine Washington, Jr.), film ini bercerita tentang
sebuah kejadian yang tokoh di dalm film ini merasa sudah pernah mengalaminya
sebelumnya, tapi kita tidak akan membahas tentang film ini, kita akan membahas
tentang apa yang di angkat oleh film ini yaitu De Javu kejadian yang sudah
pernah kita alami sebelumnya.
Dulu
ketika masih kuliah ketika masa PPL di sebuah sekolah menengah atas di wilayah
mataram, saya berkesempatan melihat seoarang siswa bertanya pada guru
agamanya,” sy pernah mengalami suatu kejadian dan saya merasa sudah pernah
mengalaminya sebelumnya, itu bgaimana?” begitulah siswa itu bertanya pada gurunya,
dan saya mendengar guru itu menjawab” itu bukti adanya reikarnasi!” dan guru
itu mulai berargumen tentang jawabannya yaitu reinkarnasi, di sisi lain saya
juga sering mendengar pertanyaan yang sama sering di utarakan di lingkungan
kampus dan jawabannya masih sama reikarnasi, dan banyak pihak yang merasa
kejadian itu bagian dari mimpi.
Lalu
bagaimana kejadian itu bisa kita alami?
De
Javu, kejadian yang rasanya sudah kita alami sebelumnya, dan dari sekian banyak
orang yang pernah merasakannya, saya adalah salah satunya dan saya sangat
sering mengalaminya dan bahkan saya kadang bisa mengurutkan kejadian yang saya
alami dalam beberapa saat kemudian sebelum saya mengalaminya, karena sebelumnya
saya sudah mengalaminya. Seseorang yang mengalami fenomena ini cendrung
tertegun sejenak atas apa yang di alami, karena mereka menyesuaikan apa yang di
alami dengan apa yang ada dalam ingatan mereka atas apa yang dialami “kayaknya
sih ini udah pernah terjadi” dan dalam hati pasti ini yang terkatakan.
Kenapa
kita mengalaminya?
Sebelumnya
mari kita bahas dulu tentang diri kita (manusia-red), kita kenali dulu struktur
tubuh kita dengan baik, dan baru dari sini kita bisa mencari jawaban dari De
Javu.
Sapta
sarira atau tujuh lapisan tubuh manusia.
Menurut
Brahma Widya ada tujuh lapisan yang
membentuk tubuh manusia secara utuh (sapta
sarira) dimana tujuh lapisan itu adalah sebagai berikut:
1.
Sthula
sarira
Sthula
Sarira adalah bagian badan kasar (Tubuh Arafiah) tubuh yang bisa di lihat
nyata, tangan, kaki, kepala, mata rambut dll.
2.
Maya
sarira
Maya
Sarira merupakan badan yang sifatnya bayangan, antara maya sarira dan sthula
sarira di hubungkan dengan benang yang di sebut sutratman atau suratman yang
berwarna kuning keemasan. Maya sarira dapat pergi jauh, sejauh mungkin melewati
ruang dan waktu, tapi masih berhubungan dengan Sthula sarira melalui benang
penghubung sutratman, jika benang ini
putus maka saat itulah manusia di katakan mati.
3.
Prana
sarira
Merupakan
lapisan prana, wujudnya angin, menjadi tenaga hidup manusia, prana sarira dapat
di jaga dengan melakukan pranayama dengan teratur.
4.
Manas
sarira
Merupakan
kedudukan segala bentuk keinginan dan nafsu. Manas sarira memiliki warna yang
berbeda tergantung sifat dari seseorang, lapisan ini yang sering di sebut
dengan aura. Manas sarira ini bisa keluar dari
badan bersama dengan maya sarira, bahkan para yogi dan orang suci yang
mumpuni sering menggunakan kedua badan ini untuk menjelajah dengan bebas ruang
dan waktu.
5.
Karana
sarira
Merupakan
pusat penalaran, logika, wiweka, disinilah tempatnya memori manusia.
6.
Budhi
sarira
Inilah
yang disebut dengan lubuk hati atau nurani. Pusat kejujuran. Meditator akan
merasakan kebahagiaan ketika memasuki lapisan ini.
7.
Antah
Karana sarira
Inilah
pusat dari semua sarira yang ada. merupakan kebenaran yang sejati. Pusat
kehidupan manusia. Inilah Tuhan yang bersemayam dalam tubuh manusia.
Itulah
sedikit penjelasan tentang sapta sarira, sapta sarira inilah yang membentuk
tubuh manusia secara utuh sehingga menjadi mahluk hidup yang mampu berfikir dan
memiliki budaya.
Kembali
lagi ke De Javu.
De
Javu merupakan pengalaman dari badan halus kita yang menembus ruang dan waktu,
entah itu ke masa depan atau ke masa lalu. seperti penjelasan dari sapta sarire
di atas, kita ketahui ada dua bagian dari tujuh bagian sarira yang dapat keluar
dari tubuh, dan melakukan penjelajahan, yang oleh para yogi dan para orang suci
yang telah menguasai teknik yoga dan meditasi melakukannya dengan penuh
kesadaran, dan kita pribadi yang biasa tak menyadari bahwa dua lapisan dari
tubuh kita telah melakukan perjalanan panjang dengan kecepatan melebihi
kecepatan cahaya, menembus ruang dan waktu.
Dua
lapisan itu adalah maya sarira dan manas sarira, kedua lapisan ini pergi
melakukan perjalanan tanpa kita sadari entah pada saat kita tertidur atau pada
saat yang lainnya yang jelas itu di luar kesadaran kita. Kedua badan ini bisa
saja melakukan perjalanan ke masa depan, kemasa dimana kita belum berada dan
akan berada nantinya. Saat kesadaran itu itu kembali maka memori tentang perjalanannya
itu tetap terekam dengan baik, dan ketika tiba saatnya kita melangkah ke masa
depan di mana maya dan manas sarira pernah menjelajah tanpa kita sadari, secara
otomatis pusat memori kita mengenali kondisi, tempat atau kejadian yang sedang
kita alami saat itu. dan kita akan merasakannya itu, pernah mengalaminya
sebelumnya.
fenomena
ini tentu saja buka fenomena yang ada hubungannya dengan masa lalu atau
reinkarnasi, karena masa lalu tidak pernah ada di masa sekarang atau di masa
depan, begitu juga sebaliknya masa depan tidak akan pernah berada di masa kini
atau di masa lalu. semua masa dan urutan waktu tetap berada pada porosnya
masing-masing, karena memang sifat waktu adalah tetap, statis. hanya kita saja
yang bergerak melaluinya. ini hanya permainan maya dunia materil, sehingga
semuanya seolah olah terlihat berbeda. sama halnya ketika kita berkendara,
pohon-pohon di sepanjang jalan yang kita lalui seolah-olah bergerak begitu
cepat melalui kita, tapi sebenarnya adalah kita yang melaju dengan cepat dan
kitalah yang melalui pohon-pohon itu, sekali lagi semua ini hanya produk
pikiran saja,dan pikiran ini adalah maya sifatnya.
Jadi
De Javu bukanlah hasil dari mimpi atau ada hubungannya dengan masa lalu atau
reinkarnasi. De Javu adalah hasil dari pengalaman pikiran dalam hal ini adalah
maya sarira dan manas sarira yang melakukan perjalanan menembus ruang dan
waktu. dan satu hal yang perlu kita ingat pengalaman De Javu adalah salah satu
bukti bahwa masa depan itu sudah ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar