Sabtu, 26 Oktober 2013

Empat Jenis Kebenaran



Tidak ada Tuhan Yang lebih tinggi dari kebenaran”
M.K.Gandhi

Kebenaran secara umum bersifat relatif, relatif karena setiap orang memiliki persepsi sendiri tentang kebenaran itu. Benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain. Lalu kenapa kebenaran itu bisa relatif, yang membuatnya relatif adalah pikiran. Pikirann dan kapasitas seseorang dengan orang lain tentu berbeda, perbedaan ini menjadikan obyek dari pikiran itu menjadi berbeda pula.
Pada dasarnya kebenaran itu sifatnya konstan dan tetap tidak berubah, statis, yang berubah adalah subyek kebenaran itu sendiri. kebenaran juga tidak membutuhkan persepsi orang lain atau juga kebenaran tidak membutuhkan pengakuan dari apapun dan dari siapapun. kenapa? karena kebenaran tidak akan berubah meski dunia di hancurkan sekalipun. seperti mawar yang akan tetap wangi meski namnaya di ganti atau seluruh isi dunia mengklaim bahwa wangi mawar adalah busuk. Matahari meski di sebut atau di akui apa saja atau bahkan tidak di akui sama sekalipun, akan tetap bersinar. itulah sifat kebenaran dan itulah kebenaran.
Kebenaran di lihat dari tangga atau tingkatan dimana kebenaran itu bisa di pahami oleh individu, dapat di bagi menjadi empat (4) jenis kebenaran, apa saja?
Kebenaran Umum, kebenaran umum adalah jenis kebenaran yang dapat di terima oleh umum, merupakan hasil dari kesepakatan bersama yang tak tertulis namun bersifat natural, hasil dari fikiran manusia dalam rangka pemuasannya dalam hal identifikasi obyek. sebagai contoh kebenaran umum adalah, warna. kenapa warna putih di beri nama warna putih? karena itu merupakan kespekatan umum, masyarakat dunia selama ini tidak ada yang protes kan? kanapa putih di sebut putih, begitu juga dengan yang lainnya. Siang dan malam, siapa yang pernah protes? knapa malam tidak beri saja nama siang dan begitu juga sebaliknya? itulah kebenaran umum. kebenaran yang tidak diragukan lagi secara umum dan dapat di terima oleh setiap lapisan masyarakat dengann segala keanekaragamannya. tanpa kecuali.
Kebenaran ilmu, kebenaran ilmu adalah kebanaran yang ada pada koridor ilmu pengetahuan dan science. Kebenaran ilmu merupakan kebenaran dari hasil kemampuan manusia tidak hanya melalui fikiran akan tetapi juga penemuan, trial and eror, dan metode metode ilmu yang lainnya. contoh; 2+2 = 4, setiap orang mempelajari ilmu berhitung atau matematika akan mengetahui kebenaran ini. teory heliosentris dimana matahari yang menjadi pusat tata surya yang di kemukan oleh ilmuwan galileo galilei, merupak contoh kebenaran ilmu.
Kebenaran Filsafat, kebenaran filsafat adalah kebenaran yang muncul dari proses berfikir dan menelaah, melalui logika atau bukan mengenai suatu obyek secara mendalam. kebenaran ini identik dengan pertanyaan yang berkesinambungan hingga pada akhirnya tidak ada lagi muncul pertanyaan. filsafat adalah sebuah cara untuk memperoleh kebanran dengan melakukan penyelidikan secara sangat mendalam, sehingga di peroleh kebanran yang di anggap paling benar. sebagai contoh apakah Tuhan ada,? kebenarannya adalah Tuhan dari sisi etika adalah eksis (ada) Tuahanlah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tuhan di kenal dengan banyak nama, ada Hyang Widhi,Yesus, Allah dan Budha. sedangkan menurut filsafat Hindu(Vedanta advaita) Tuhan itu kosong, tidak ada. Wujud Tuhan hanya bentuk dualitas yang di hasil dari pikiran manusia yang terbatas, dan masih di selimuti oleh debu maya. sesorang bisa menyadari kebanaran ini dengan latihan spritual dan disiplin yang bagus, serta meditasi.
Kebenaran Agama, kebenaran agama adalah kebenaran yang di peroleh dari kitab suci atau dari Guru spirtual. kecendrungan dari kebenaran agama adalah sifatnya yang dogma,yang memaksa. apa yang di tulis dalam kitab suci dan apa yang di sampaikan oleh orang suci atau guru yang sumbernya dari kitab suci maka kebenaran itulah yang benar, tidak ada yang lainnya. jika bahkan di langgar akan di kenai dengan sanksi sosial. sebagai contoh kebenaran atau ajaran yang di tuliskan dalam kitab suci Al-Qur’an. Kebanarannya merupakan sebuah dogma. jika umat islam yang melenceng dari apa yang di tuliskan dalam kitab suci, maka mereka akan mendapat sanksi, atau di anggap musrik atau murtad. Demikian juga dari Agama –agama rumpun Yahudi.
sedangkan dalam Hindu sendiri, kebenaran dalam kitab suci veda, merupakan suatu pedoman, merupakan suatu sistem filsafat yang sifatnya demokratis. jika seorang hindu tidak mengakui adanya Tuhan, tidak ada yang akan mengatakan mereka murtad, kenapa?
pertama hindu adalah agama dengan demokrasi yang tinggi, jadi setiap pemeluknya memiliki kebebasan secara mutlak dalam hal percaya atau tidak pada ajaran kitab suci. yang kedua dalam hindu mempercayai hukum karma phala, dimana konsep hukum ini adalah siapa yang berbuat dia  yang menerima hasilnya,dan apapun yang di lakukan maka itu juga yang akan di terima oleh yang bersangkutan. dan yang terakhir kenapa seorang hindu tidak di murtad bahkan ketika tidak memparcayai Tuhan, itu karena hindu memiliki sisitem filsafat yang tinggi tentang Tuhan, dan bahkan dalam Kitab suci Bhagavad Gita di jelaskan bahkan apapun yang sesorang puja sebanarnya mereka memuja Tuhan. jika sesorang tidak mengakui eksistensi Tuhan, sebanarnya itulah salah satu wujud pengakuan adanya Tuhan. itulah kebenaran yang di pahami dari tangga agama, dan demikianlah sifat kebenaran tersebut.
seseorang yang bijak tidak akan pernah berdebat dengan masalah kebenaran, kerena ia melihat kebenaran secara keseluruhan, bukan permukaannya semata. sesorang yang hanya melihat kebenaran dari luar atau tidak secara mendasar dan secara keseluruhan cendrung di liputi ego, seseorang itu akan merasa memiliki kebenaran itu, dan merasa paling benar. padahal kebenaran tidak pernah menjadi milik siapapun juga, dan ketika seseorang merasa benar tidak lantas menjadikannya benar- benar BENAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar